Pages

Sunday 6 March 2016

Mengambil Manfaat Anak Melakukan Tugas Rumah Tangga, Bonus Dapur Bersih

Jika saya membandingkan saat saya masih kecil dulu dengan anak-anak zaman sekarang pada umumnya, ada satu pembeda yang sering saya lihat. Dulu saat saya kecil, melihat anak-anak mengerjakan segala keperluan sendiri bahkan membantu tugas rumah merupakan hal biasa. Namun, saat ini saya lebih banyak melihat anak-anak yang setiap keperluannya dibantu oleh pengasuh atau asisten rumah tangga.

Jujur saja, ternyata menerapkan apa yang dilakukan orangtua saya dulu pada anak-anaknya tidaklah mudah. Anak sulung saya, Aylaa, yang kini berusia 9 tahun masih saja kesulitan untuk benar-benar mandiri menyiapkan segala sesuatu keperluannya. Seringkali ia masih membutuhkan bantuan.

Salah satu trik yang kemudian saya terapkan adalah memanfaatkan keingintahuannya. Kebetulan setiap kali saya ke dapur, dia seringkali mengikuti sambil bertanya-tanya ini dan itu. Tak ingin kehilangan kesempatan, maka saya manfaatkan momen mengajaknya ke sana untuk memperkenalkan berbagai tugas rumah tangga yang ada di dapur. Sssttt..biasanya sih adeknya juga akan ikut-ikutan karena tidak mau kalah.

Anak-anak ibu rajin membantu cuci piring ya. Terimakasih sayang. (dok.pribadi)


Ada beberapa manfaat untuk anak saat mereka melakukan tugas rumah tangga dari beberapa sumber di website parenting dan kesehatan, antara lain mengajarkan anak untuk bertanggungjawab, membuat anak merasa berkontribusi, melatih keterampilan, menumbuhkan rasa percaya diri dan lain-lain.

Beragam manfaat untuk anak yang membantu tugas rumah tangga 
Saya pribadi tidak pernah menganggap, memberatkan anak saat meminta mereka untuk membantu tugas rumah tangga. Sebab, di masa yang akan datang, hal ini merupakan keterampilan dasar yang harus mereka miliki saat dewasa.

Membantu tugas rumah tangga sebenarnya bisa dilakukan sejak usia dini. Masih menurut beberapa website rujukan, anak bisa diajak membantu sejak usia 2-3 tahun. Misalnya dengan memintanya memasukkan mainannya ke tempat atau rak dan menaruh pakaian kotor di tempat yang sudah disediakan.

Adek Sandya sedang membantu Ayah mencuci mobil (dok.pribadi)
Saat anak berusia 4-5 tahun, tugasnya bisa ditambah. Antara lain, membantu menyiram bunga, mengambil piring atau mangkuk makan sendiri dan menaruh piring atau gelas yang sudah dipakai ke tempat cuci piring. Pada usia 6-7 tahun, anak sudah bisa diminta membantu menyapu, membereskan tempat tidur, membersihkan meja makan setelah digunakan.

Kemudian pada usia 8-9 tahun, anak sudah bisa mengepel lantai, menjadi asisten saat menyiapkan makanan di dapur seperti mengupas sayur atau memasak makanan sedehana.

Dapur sebagai Sarang Kuman?

Nah karena si sulung sudah berusia 9 tahun dan sering saya ajak ke dapur, maka salah satu tugas yang saya sering berikan adalah mencuci piring, gelas dan lain-lain. Memang sih namanya anak-anak tugas itu kadang bisa selesai sempurna, sering juga harus dikerjakan bersama-sama.

Tapi, salah satu yang sempat bikin khawatir yaitu saat saya membaca artikel yang menyebutkan tiga benda di dapur merupakan sarang kuman yang disebut-sebut lebih kotor dari dudukan toilet. Haduuuuh.

Benda pertama yaitu talenan yang mengandung kuman 200 kali lebih banyak dari dudukan toilet. Kemudian, kain lap dapur dengan kandungan kuman 20 ribu kali lipat dari dudukan toilet.

Yang paling terakhir, yaitu sponge alias sabut spons untuk mencuci piring dan alat makan. Tidak tanggung-tanggung, ia disebut lebih kotor dari dudukan toilet hingga 200 ribu kali! Sebab, spons menyerap air sekaligus bakteri berbahaya.

Lalu apakah berarti saya harus menghentikan anak saya mengejakan tugas rumah tangga di dapur, untuk menghindarkannya dari kuman?

Cari Tahu Cara Tetap Bersih 

Seharusnya sih saya tidak perlu panik berlebihan juga sih, sebab ternyata masih ada kok cara menjaga dapur tetap aman dan terhindar dari kuman-kuman yang tidak diinginkan.

Contohnya, untuk membersihkan talenan dengan menggunakan cuka putih setiap habis pakai akan menyingkirkan kuman berbahaya, memanfaatkan lemon untuk menghilangkau bau tidak sedap dan menggunakan baking soda sebagai desinfektan.

Sabut spons Scotch Brite andalan saya di dapur (dok.pribadi)
Kemudian untuk menjaga lap dapur tetap bersih yaitu memastikan lap tetap kering dan ditaruh dengan digantung. Kemudian lap dicuci menggunakan deterjen antibakteri, air panas dan pisahkan dengan baju dan cucian lain. Jika lap dapur berwarna putih, gunakan pemutih setelah dicuci dengan deterjen. Lap dapur sebaiknya dicuci setiap malam hari setelah digunakan seharian.

Lalu bagaimana menjaga kebersihan sabut spons yang digunakan untuk mencuci piring dan alat makan lain? Kebetulan saya merupakan pengguna setia sabut spons Scotch Brite. Nah setelah saya membaca Tips Merawat Sabut Spons Scotch Brite ternyata ada kok caranya untuk penggunaan aman dan tetap bersih bebas bakteri.

Antara lain sabut spons harus dibersihkan setiap hari, bisa dimasukkan ke microwave selama 1 menit untuk membunuh bakteri, disimpan di tempat kering setelah digunakan dan mengganti secara berkala. Untuk tips juga bisa dilihat di Fanpage Facebook Scotch Brite yang pastinya infomatif  dan membantu.

Tips menggunakan sabut spons yang benar (britqueen.com)
Ternyata selain sabut spons warna hijau untuk peralatan masak yang saya selalu gunakan, Scotch Brite juga memiliki beberapa varian khusus  yaitu :
  • Sabut spons peralatan makan anak yang berwarna pink atau merah muda.
  • Sabut spons slim Scotch Brite dengan bentuk memanjang untuk peralatan makan rawan gores.
  • Sabut spons tidak menggores untuk peralatan masak dan makan anti lengket.  Terdiri dari tiga varian warna yaitu pink, biru dan oranye.
  • Sabut spons 2 in 1 Scotch Brite dengan dua sisi, yaitu sisi kasar dan sisi halus yang tidak menggores yang lebih ekonomis. Terdiri dari tiga varian warna yaitu pink, biru dan oranye.\
Untuk lebih jelasnya bisa lihat produk Scotch Brite disini ya. Wah lengkap banget kalau begini sih. Dengan begitu, saya jadi yakin dengan menggunakan sabut spons Scotch Brite plus menerapkan tips menjaga peralatan dapur tetap bersih diatas, bisa menjauhkan kuman-kuman berbahaya. Case solved! Sepertinya kini saya sudah lebih tenang dan yakin untuk tetap mengajak anak-anak saya membantu tugas rumah tangga.

Anak-anak, kita bersenang-senang lagi di dapur yuk :)

Sumber :
http://www.webmd.com/parenting/features/chores-for-children
http://www.webmd.com/parenting/family-health-12/children-chores
http://www.webmd.boots.com/children/features/childrens-chores
http://www.medicaldaily.com/doctors-reveal-how-avoid-bathroom-germs-plus-5-things-dirtier-toilet-seats-306970
http://www.rd.com/home/cleaning-organizing/how-to-clean-a-cutting-board/
http://www.safebee.com/home/how-often-should-you-wash-your-kitchen-towel
https://www.britequeen.com/
http://www.scotch-brite.co.id/wps/portal/3M/in_ID/APACScotch-BriteBrand/Scotch-Brite/Products/ProductCat/~?N=4337+8696210+3294529165&rt=r3

28 comments:

  1. Kalo di kampung saya, anak 9 tahun mah sudah biasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Bahkan banyak yg juga mengurus adiknya, seperti ibunya saja karena ibunya bekerja ke luar negeri.

    Mungkin itu bedanya anak kampung dengan anak kota. Kebutuhan dan kondisi yang mengharuskan mereka melakukan itu semua hingga mereka terbiasa dan bisa.

    Tetangga saya, anaknya suka ngaji ke rumah dan telat terus, katanya sebelum ngaji ia masak dulu, mandiin dulu adik, nyuapin makan dan baru dia mandi lalu ngaji. Padahal dia baru kelas tiga SD. Neneknya ada. Bapaknya tukang ojek dan ibunya ke Arab Saudi bekerja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di satu sisi, anaknya jadi mandiri. Tapi kok ya kalo berlebihan, kasian juga ya. Kan anak2 belum waktunya punya tanggungjawab seberat itu.

      Delete
  2. ma boyz juga seneng ikut2an di dapur. gapapa asik juga asal jangan pakai perabotan yg berbahay

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, kalo adeknya masih bantu peralatan plastik. Kakaknya baru deh dibolehin cuci yang kaca.

      Delete
  3. Anak saya juga seneng neh, kalau udah bantuin mamanya cuci piring hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. pokoknya kalo maen air itu seru ya buat anak :D

      Delete
  4. anakku perempuan juga suka tak ajarin pekerjaan2 emaknya.
    Alhamdulillah bisaaa, apalagi sekarang dah abegeh, min mencuci pakaian dalam harus sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah saya sepertinya jg perlu ngajarin kakak nih

      Delete
  5. aseg, sip, makasih infonya ya mak, nnti aku praktekin deh ke si kecil ken,

    ReplyDelete
  6. Memang ngajarin anak mandiri harus dari kecil kalau sudah besar agak susah memulainya....keren bu :)

    ReplyDelete
  7. Wah anaknya rajin semua nih, bisa bantuin cuci piring juga.
    Aku juga pake spons Scotch Brite sudah sejak dulu, kwalitasnya memang bagus sehingga tahan lama ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Tp msh suka ada malesnya juga sih, tantangan ibunya buat motivasi anak2

      Delete
  8. Anaknya rajin - rajin banget, Mbak XD
    Paling seru nyuci mobil sih, sambil mainan busa :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha kalo maen busa, sampe gede jg seneng ya put

      Delete
  9. anak memang suka meniru apa yang dilakukan orang tuanya ya, apalagi untuk urusan dapur semoga ntar gede terbiasa bersih :-)

    ReplyDelete
  10. Anakku dua laki-laki semua Mbak. Yang paling gede umur 3 tahun. Sudah tak ajari pekerjaan rumah tangga. Walaupun laki-laki tetap harus bisa mengerjakan tugas rumah tangga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setujuu! Laki Dan Perempuan harus sama2 bisa

      Delete
  11. Wah pinter anaknya, memang penting ya kalau dari kecil sudah diajarkan kebiasaan yang baik, terus menggunakan produk yang tepat hehehe..

    ReplyDelete
  12. pinteer banget sih anak-anaknya bund... anak jadi ga manja ya kalau diajarkan membantu tugas rumah tangga...

    ReplyDelete
  13. Seneng ya kalau anak udah mulai bisa bantuin. Selain bagus untuk mereka, ibunya juga terbantu banget. Gak gempor banget jadinya. :)

    ReplyDelete
  14. Ini tipsnya harus banget dicoba. Mau ngajarin anak nyuci piring juga ah. Makasih, Mak :D

    ReplyDelete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...