Pages

Thursday 24 January 2013

Perlukah Anak-anak Diajarkan Nge-blog?

Jawaban saya, pasti iya! Sebagaimana berbagai hal perlu diajarkan oleh orangtua atau guru atau orang yang lebih berpengalaman, ngeblog lebih baik dilakukan anak dibawah pengawasan.

Oh ya, maap saking semangatnya jadi lupa nyapa. Assalamualaikum wr wb. Apa kabar semuanya? Semoga sehat-sehat aja yee. Alhamdulillah saya sekeluarga juga begitu.

Jadi gini nih, ceritanya saya mau ajak anak-anak di Klub Menulis SDI Lentera Insan membuat blog besok. Hal ini juga gak sembarangan saya putuskan. Saya terlebih dahulu cari tahu mengenai plus minus anak-anak ngeblog.

Saya sendiri sih belum pernah ngenalin anak-anak saya ngeblog, si Kakak baru lancar baca sekarang setelah kelas 1 SD dan si adek, hehe ngomong aja masih bahasa planet, apalagi baca tulis. Jadi si Kakak belum bisa saya ajak ngeblog, hobi nulis (baca:nyoret-nyoret) masih di buku atau diary, dan si Adek hobinya masih nyusu ASI sama banting2 barang, termasuk benda-benda berharga di rumah yg udah banyak jd korban huhuhuu :'(

Anyway, Setelah baca sana sini, salah satunya kisah seorang blogger yang saya baca dari akun Twitternya @bukik mengenai plus minus serta pengalaman pribadinya saat memperkenalkan anaknya ngeblog dalam artikelnya berjudul Mengapa saya membolehkan anak saya ngeblog?


Mengutip mas @bukik dalam blognya yang menyebutkan perkataan dari Thomas Friedmandalam bukunya The World is Flat bahwa ada 3 gelombang globalisasi. Globalisasi 1.0 ketika negara mengglobal. Globalisasi 2.0 ketika perusahaan mengglobal. Globalisasi 3.0 ketika individu mengglobal.

Individu mengglobal itu terjadi ketika karya seseorang dapat dikenal di seluruh penjuru dunia hanya melalui bantuan internet. Media sosial kemudian menjadi alat yang sangat ampuh dalam menyebarkannya *serius, kening mengernyit, mulut terbuka* :D

Haduuh bahasa saya jd serius gini ya, intinya anak-anak zaman sekarang tidak bisa dipungkiri sebagai generasi digital. Lihat saja, anak 2-3 tahun sudah sangat hebat mengoperasikan ponsel ataupun tablet milik Ayah bundanya. Seakan mereka punya kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan teknologi yang tidak dimiliki generasi2 sebelumnya.

Kembali mengutip @bukik, generasi digital  senang belajar, senang memproduksi dan menampilkan pengetahuan yang dimilikinya.Jadi, ngeblog adalah keharusan bagi generasi digital. Pilihannya, orang tua terlibat atau sepenuhnya diajari oleh lingkungan.

Sebagaimana @bukik, saya juga memutuskan lebih baik saya melibatkan diri dibandingkan anak-anak saya dan termasuk anak-anak didik saya mengetahui dari lingkungan yang mungkin tidak sepenuhnya benar ataupun sesuai dengan usia mereka.

Namun, jika ingin mengajarkan anak-anak menulis di blog, ada baiknya teman-teman juga ikut memiliki dan menulis blog terlebih dahulu. Tidak perlu berpikir bikin blog harus bagus ataupun tulisan bermutu, tulisan dari pengalaman sehari-hari teman-teman, bukan mustahil menjadi pelajaran ataupun pengalaman yang penting bagi orang lain.

Ingat, seperti judul posting saya sebelumnya dan moto klub menulis saya, "menulis itu mudah dan menyenangkan" :))

Oh ya, catatan tambahan dari blog @bukik mengenai blog anak yang patut dicermati:

Catatan tambahan untuk keselamatan anak: ulang dan ulang kembali upaya mengingatkan anak untuk tidak menyebutkan alamat rumah, alamat sekolah dan no telepon di blog. Sebelum mempublikasikan, orang tua perlu membaca terlebih dahulu tulisan anak. Pastikan tidak ada pengalaman yang akan memalukan anak pada saat ini atau dikemudian hari.

Selamat menulis bersama anak :)

Friday 4 January 2013

"Menulis itu Mudah dan Menyenangkan"

"Menulis itu Mudah dan Menyenangkan". Itu adalah moto yang saya ciptakan bersama dengan para siswa saya di Klub menulis di SDI Lentera Insan. Libur sekolah yng lumayan panjang ternyata membuat saya kangen juga dengan anak-anak tersebut. Meskipun mereka kadang cerewet, ada juga yang malas2an kalau diberikan tugas, tapiii semua menyenangkaaaan.

Oh ya, jadi lupa saya blm menyapa teman-teman semua ya. Assalamualaikum wr.wb. Selamat sore yang hujan. Hehe di negara bagian Cimanggis, Depok ini kalo ujaaan suka lama berenti, mungkin karena banyak pohon yang perlu disirami kali ya, karena yang punya rumah lupa nyiram *siul-siul :D*

Eniwey, mengapa saya pilih semboyan Menulis itu Mudah dan Menyenangkan? Karena eh karena para motivator yang pernah saya tonton ataupun iikuti di Twitter itu bilang penting untuk menanamkan pemikiran positif. Apalagi banyak yang suka beralasan, nulis itu susah atau nulis itu perlu waktu, kan saya gak punya waktu. Padahal waktu ngomong giitu mereka asik mainin BB atau Facebookan berjam2. Kesimpulannyaa? Waktu itu ada, cuma gak dipergunain untuk nulis aja.

Padahal menulis itu banyak manfaatnya loh. Bukan untuk penulis profesional aja yang memang membuat profesi menulis sebagai lahan mencari nafkah. Manfaat menulis salah satunya untuk ketenangan psikologis. Untuk orangtua, menulis bersama anak menjadi media kita memahami perasaan anak lebih jauh. Kenafa? hehe tulisan saya hari ini serius amat yak. jangan2 pembaca saya itu jidatnya lagi berkerut-kerut *kamuu yaa kamuu itu* ;)

Menulis itu bagaikan menarik sari *bukan si Sari tetangga sebelah itu yaa :D* melainkan inti sari dari apa yang ada di pikiran kita. Seingat saya pernah baca jurnal kesehatan atau apa gitu, setiap harinya pikiran kita itu dipenuhi ratusan bahkan ribuan pemikiran. Sayangnya, pemikiran2 itu seringkali lewat begitu aja, terhimpit yang lebih baru lagi. Naah, kalo ternyata diantara pemikiran2 itu ada ide brilian, sayang banget kan.

Seperti yang saya pernah tulis sebelumnya mengenai pentingnya menulis rencana-rencana kita. menurut Rangga Umara  yang merupakan pengusaha pemilik Pecel Lelel Lela, menulis semacam itu mengarahkan otak kita pada tujuan yang kita tulis. Gak percaya? Baca-baca deh perjuangan beliau di artikel berbagai media di internet atau follow twitternya disini

Ada lagi manfaat penulisan yang diungkap oleh Penulis Tasaro melalui akun twitter . Menurut Tasarao, "Yg tersmbunyi dlm menulis adlah terapi pendewasaan diri, dan memaafkan masa lalu". Sedahsyat itu kah manfaat menulis? Bagi saya iya dan saya yakin semua orang juga bisa merasakannya.

Tapi, saya kan gak punya komputer untuk nulis? Laah sapa bilang nulis harus pake komputer, nulis pake tangan itu gak kalah keren kok. Menulis diary, jurnal harian bisa jadi latihan yang paling mudah.

Nulis apaan donk? Nulis apa aja. Mulai dari rencana kamu besok, atau apa yang buat kamu gembira atau sedih hari ini. atau kenapa tiba-tiba Mama minta pulsa melalui sms, padahal Mama kamu di samping kamu lagi  FB-an di hp #eh :) yang penting, menulis.

Apa harus pake kalimat yang baik dan benar? Berlatih boleh, tapi kalau untuk penulisan pribadi ya tulis sesuka kamu aja lah. Pokoknya jangan dibikin ribet.

Jadi, apa moto kita teman-teman? *terdengar ribuan orang mengatakan "Menulis itu Mudah dan Menyenangkan"* hihihi lagi ngimpi diatas panggung sambil konser :))

Oh ya, kalo mau kasih komentar boleh, tenang aja saya udah jinak kok *jilat-jilat tangan ala kucing* :D Kalo ada yang mau nanya juga silakan, atau mau minta tanda tangan dan foto bareng, hehehe silakan datang ke rumah saya yaa.

Met sore teman-temans, met menikmati cemilan sore *clingak-clinguk nyari abang tukang pempek*



Wednesday 2 January 2013

Perlukah Menulis Blog Berbahasa Inggris?

Assalamualaikum. Selamat sore, temans. Aiih sepertinya saya gak tahan juga untuk gak ber-blogging ria seperti kalimat saya di posting sebelumnyah :D Jadi, apa pula hasil perenungan saya kali ini? Nyatanya tulisan saya hari ini gak berbau perenungan. Jadi apa donk, hasil semedi? idiiih amit-amit deh.

Begini ceritanya *gelar tiker*, sore-sore gini sekalian cari inspirasi buat novel (teteeeup alesan), saya blogwalking ke berbagai blog terkait (hehe bahasanya gak nyambung ciyn). Nah, hinggaplah pada beberapa blog orang Indonesia yang berbahasa Asing, eh maksudnya bahasa Inggris, bukan bahasa makhluk asing gitu donk ah.

Tuesday 1 January 2013

Wahai Penulis, tugasmu menulis (bukan mengedit :)

Assalamualaikum. Ahayy apa kabarnya 30 Days Project yang sudah sayah umumkan ke seluruh penjuru nusantara :D Alhamdulillah di hari ke-3 ini sudah hampir 12 halaman, eeh 11 lebih dikit sih :)

Tapi selama menulis, saya memperoleh sebuah renungan (ini makanya nulisnya dikit, kebanyakan merenung soalnya hihiihi asik2 ngeles ajaah). Ternyata, yang sering jd ganjelan para penulis yang juga terbiasa berperan sebagai editor adalah sibuk membuat editan..looh looh.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...